Tanaman padi rentan terhadap serangan penyakit, salah satunya adalah penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa. Kedua penyakit ini disebabkan oleh virus kerdil rumput dan virus kerdil hampa yang ditularkan oleh wereng cokelat.
Wereng coklat berperan sebagai vektor (penular) penyakit kerdil rumput (grassy stunt) dan kerdil hampa (ragged stunt). Oleh karena itu serangan wereng coklat biasanya diikuti dengan serangan penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa yang dapat menimbulkan kerugian pada produksi tanaman padi.
Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, daun bendera agak pendek, dan malai tidak berkembang dengan baik, bahkan dapat menyebabkan bulir padi menjadi hampa.
Ciri-ciri Penyakit Kerdil Rumput (grassy stunt):
1. Daun padi berwarna hijau pucat atau kuning pucat.
2. Daun pendek, sempit, dan kaku dengan bercak-bercak berwarna cokelat seperti karat.
3. Jumlah anakan berlebih.
4. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil.
5. Malai tidak berkembang dengan baik.
Ciri-ciri Penyakit Kerdil Hampa (ragged stunt):
1. Pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil.
2. Jumlah anakan sangat banyak.
3. Daun memiliki tepi yang tidak rata atau bergerigi, berlekuk-lekuk, dan sering sobek.
4. Daun hijau pendek, sempit, dan kekuningan.
5. Terjadi pembengkakan tulang daun atau pembentukan puru yang berwarna kuning pucat sampai coklat.
6. Malai tidak dapat keluar dengan sempurna dan bulir padi menjadi hampa.
Penyebab Penyakit Kerdil Rumput dan Kerdil Hampa
Penularan virus kerdil rumput terjadi secara persisten oleh wereng cokelat Nilaparvata lugens dan dua spesies Nilaparvata lainnya. Virus ini dapat memperbanyak diri di dalam tubuh vektor, tetapi tidak ditularkan melalu telur. Virus ini juga mempengaruhi umur dan reproduksi vektornya. Bila terjadi ledakan serangan wereng cokelat yang merupakan vektor dari ke dua virus tersebut maka akan timbul endemi penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput.
Penyakit rumput juga disebabkan oleh virus kerdil rumput padi yang berbentuk benang halus sekali (filamentous thread) melingkar dengan diameter 6-8 mm dan panjang bervariasi antara 950-1.350 mm, menghasilkan protein noncapsid yang berlimpah, mengandung RNA utas tunggal dan utas ganda (Hibino et al.,1985). Partikel virus ini serupa dengan virus penyebab penyakit daun bergaris (rice stripe virus) di Jepang.
Penyebaran penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput di lapangan tergantung pada beberapa faktor, antara lain serangga vektor, sumber virus, varietas padi dan faktor lingkungan.
Ada beberapa faktor yang juga berkontribusi dalam penyebab penyakit kerdil pada tanaman padi:
- Varietas Padi yang Rentan: Beberapa varietas padi lebih rentan terhadap serangan virus kerdil rumput dan kerdil hampa daripada varietas padi lainnya. Varietas yang memiliki ketahanan terbatas terhadap virus ini lebih mudah terserang dan menunjukkan gejala yang lebih parah. Oleh karena itu, pemilihan varietas padi yang tahan atau memiliki resistensi terhadap penyakit ini dapat menjadi langkah efektif dalam pengendalian penyakit kerdil.
- Praktik Budidaya yang Tidak Tepat: Pengelolaan tanaman padi yang tidak tepat, seperti overfertilisasi atau penggunaan pupuk yang tidak seimbang, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman yang lemah dan lebih rentan terhadap serangan penyakit. Praktik budidaya yang buruk juga dapat menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi populasi wereng cokelat, yang merupakan vektor penyakit kerdil.
- Perubahan Iklim dan Faktor Lingkungan: Perubahan iklim dan faktor lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit kerdil pada tanaman padi. Variabilitas suhu, curah hujan, dan kelembaban dapat mempengaruhi perkembangan vektor dan virus penyakit. Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi pola migrasi dan penyebaran wereng cokelat, yang pada gilirannya mempengaruhi penyebaran penyakit.
- Kehadiran Hama dan Penyakit Lainnya: Kehadiran hama atau penyakit lainnya di lingkungan pertanaman juga dapat mempengaruhi kerentanan tanaman padi terhadap serangan virus kerdil. Interaksi antara hama, penyakit, dan lingkungan dapat menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi penyebaran penyakit kerdil pada tanaman padi.
- Pengelolaan Lahan dan Irigasi: Praktik pengelolaan lahan dan sistem irigasi yang tidak tepat dapat mempengaruhi kelembaban dan ketersediaan air di bawah kanopi tanaman padi. Kondisi lingkungan yang lembap dan lembab lebih mendukung perkembangan wereng cokelat dan penularan virus penyakit.
Penanggulangan Penyakit Kerdil Rumput dan Kerdil Hampa:
Berikut adalah cara menanggulangi penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa pada tanaman padi
1. Penggunaan varietas padi yang tahan terhadap penyakit: Pemilihan varietas padi yang tahan terhadap penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa dapat menjadi langkah penting dalam mengurangi risiko serangan penyakit ini. Beberapa varietas padi telah dikembangkan yang memiliki ketahanan terhadap virus-virus penyebab penyakit ini.
2. Pengendalian wereng cokelat: Wereng cokelat merupakan vektor utama penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa. Pengendalian populasi wereng cokelat dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode berikut:
- Pemantauan dan penangkapan wereng cokelat menggunakan perangkap feromon atau perangkap warna kuning.
- Penggunaan insektisida untuk mengendalikan populasi wereng cokelat. Pemilihan insektisida yang tepat dan penggunaannya dengan benar sangat penting untuk menghindari resistensi dan meminimalkan dampak negatif pada lingkungan.
- Praktik budidaya yang mengurangi populasi wereng cokelat, seperti pengaturan waktu tanam yang tepat, penjarangan anakan, dan pengendalian gulma.
3. Penerapan praktik budidaya yang baik: Beberapa praktik budidaya dapat membantu mengurangi risiko serangan penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa, antara lain:
- Penggunaan benih yang sehat dan bebas dari virus. Benih yang terinfeksi virus dapat menjadi sumber penularan penyakit.
- Pengelolaan air yang baik. Praktik pengairan yang tepat dapat membantu mengurangi pertumbuhan wereng cokelat dan penyebaran penyakit.
- Rotasi tanaman. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman non-padi dapat membantu mengurangi populasi wereng cokelat dan virus di area pertanaman.
4. Karantina dan sanitasi: Langkah-langkah karantina dan sanitasi dapat membantu mengendalikan penyebaran penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa. Hal ini meliputi:
- Pengawasan ketat terhadap pergerakan benih, tanaman, dan alat-alat pertanian yang terinfeksi.
- Pembakaran atau pemusnahan tanaman yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran virus ke tanaman sehat.
- Membersihkan peralatan dan peralatan pertanian secara menyeluruh sebelum digunakan di area pertanaman lain.
5. Pengendalian Dengan Cara Biologi
Pengendalian secara biologi dilakukan dengan memanfaatkan musuh-musuh alami wereng cokelat. Jenis predator yang dihandalkan untuk mengendalikan wereng adalah dari jenis laba-laba (Lycosa) dan kepik (Cyrtorhinus Microvelia). Laba-laba sulit dibiakkan secara massal karena sifatnya yang kanibal. Sedangkan predator dari jenis kepik dapat diperbanyak dengan cara yang lebih mudah dibandingkan dengan jenis laba-laba, sehingga dapat dilepas dengan teknik inundasi.
Penting untuk mencatat bahwa penanggulangan penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa pada tanaman padi memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai strategi. Konsultasikan dengan ahli pertanian atau petugas pertanian setempat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan petunjuk spesifik sesuai dengan kondisi daerah Anda.
Semoga bermanfaat dan menjadi petani yang sukses serta menjadi keberkahan
0 Komentar