Kesehatan sperma merupakan faktor penting dalam menjaga keseimbangan reproduksi dan kesehatan keseluruhan. Sperma yang sehat memegang peran sentral dalam kesuburan, yang memiliki dampak signifikan bagi perencanaan keluarga dan kehidupan berkeluarga.
Menurut sebuah penelitian terbaru menyatakan, Jumlah dan konsentrasi sperma menurun di seluruh dunia, ini merupakan sebuah hasil penelitian baru yang memperbarui penelitian sebelumnya dan menimbulkan pertanyaan tentang paparan dan kesehatan pria.
Dari tahun 1973 hingga 2000, jumlah sperma turun 1,2% per tahun, "itu sangat banyak," kata Hagai Levine, salah seorang yang membantu memimpin penelitian ini. Dari tahun 2000 hingga 2018, penurunannya adalah 2,6% per tahun, "ini merupakan kecepatan yang luar biasa"Tambahnya
Levine memimpin penelitian bersama Shanna Swan dari Fakultas Kedokteran New York City’s Icahn School of Medicine at Mount Sinai. Pada 2017, Levine menerbitkan hasil studi internasional yang menyimpulkan bahwa jumlah sperma pada pria turun 59,3% sejak 1973.
Jumlah sperma adalah ukuran kesuburan yang tidak sempurna, tetapi ada ambang batas di mana jumlah sperma yang rendah memengaruhi peluang reproduksi. Pada tingkat populasi, penelitian menunjukkan bahwa jumlah sperma rata-rata telah turun dari 104 menjadi 49 juta per mililiter selama lima dekade.
Itu berarti lebih banyak pria cenderung memiliki jumlah sperma di bawah ambang kesuburan daripada kasus 50 tahun yang lalu, kata Levine, seorang ahli epidemiologi dan kesehatan masyarakat di Sekolah Kesehatan Masyarakat Braun, di Pusat Medis Universitas Hadassah.
Sementara itu, jumlah sperma normal per mililiter dalam air mani biasanya dianggap sehat jika berada dalam kisaran sekitar 15 juta hingga 200 juta. Jumlah sperma ini dihitung sebagai bagian dari analisis sperma yang dilakukan dalam laboratorium medis untuk menilai kesehatan reproduksi pria.
Namun, perlu diingat bahwa jumlah sperma saja bukan satu-satunya faktor untuk menilai kesuburan. Faktor lain seperti motilitas (kemampuan sperma bergerak maju) dan morfologi (bentuk fisik sperma) juga sangat penting dalam menentukan kualitas keseluruhan sperma.
Fakta tentang Kesehatan Sperma
1. Produksi Sperma:
Sperma diproduksi secara terus-menerus di testis pria setelah mencapai masa pubertas. Masa produksi puncak biasanya terjadi pada usia 30-an dan menurun sedikit demi sedikit seiring bertambahnya usia. Kualitas sperma akan menurun setelah memasuki umur 50 tahun.
2. Motilitas Sperma:
Motilitas merujuk pada kemampuan sperma untuk bergerak maju menuju sel telur. Semakin baik motilitasnya, semakin tinggi kemungkinan sperma untuk mencapai sel telur dan membuahi. Dari semua sperma yang keluar, setidaknya harus ada 25 persen yang memiliki gerakan maju yang cepat.
3. Jumlah Sperma:
Normalnya, sebuah ejakulasi mengandung jutaan sperma. Jumlah sperma yang rendah dapat mempengaruhi kesuburan, tetapi bukan menjadi satu-satunya faktor penentu. Jumlah sperma yang terlalu sedikit mungkin akan sulit menyebabkan kehamilan. Normalnya, dalam 1 mililiter air mani yang dikeluarkan pria terkandung kisaran 15 juta hingga 200 juta sperma.
4. Morfologi Sperma:
Morfologi mengacu pada bentuk fisik sperma. Sperma yang memiliki bentuk normal memiliki peluang lebih tinggi untuk berhasil membuahi sel telur. Sperma sehat memiliki bentuk kepala yang lonjong dan ekor yang panjang, yang mendukung kemampuan gerakan ke depan.
Berikut adalah kriteria normal untuk hasil pemeriksaan sperma:
1. Volume: Biasanya antara 1,5 hingga 5 mililiter air mani setelah ejakulasi.
2. Waktu mencair: Air mani umumnya akan mengalami proses pencairan selama 15 hingga 30 menit setelah ejakulasi.
3. Tingkat keasaman (pH): Rentang normal pH air mani biasanya antara 7,2 hingga 7,8.
4. Jumlah sperma: Jumlah sperma yang dianggap normal berada dalam kisaran sekitar 20 juta hingga lebih dari 200 juta per mililiter air mani.
5. Morfologi sperma: Setidaknya 30 hingga 50 persen dari bentuk sperma harus memiliki morfologi yang normal.
6. Motilitas sperma: Lebih dari 50 persen dari sperma diharapkan memiliki gerakan normal 1 jam setelah ejakulasi, dan skala pergerakan sperma umumnya diberi nilai 3 atau 4.
7. Warna air mani: Biasanya berwarna putih hingga keabu-abuan.
Hasil pemeriksaan sperma yang memenuhi kriteria normal ini menandakan kualitas sperma yang baik dan meningkatkan peluang kesuburan. Namun, perlu diingat bahwa kesuburan dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya, baik pada pria maupun wanita.
Faktor yang Menyebabkan Penurunan Kualitas Sperma
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan kesuburan pada pria. Beberapa di antaranya termasuk:
Masalah pada hipotalamus
Gangguan pada hipotalamus bisa mengganggu produksi hormon yang mengatur produksi sperma dan testosteron. Hipotalamus merupakan bagian otak yang berperan dalam mengirimkan isyarat hormon ke testis untuk menghasilkan sperma dan testosteron. Jika ada masalah pada hipotalamus, dapat mengganggu keseimbangan hormon yang berpengaruh pada produksi sperma dan kualitas kesuburan.
Penyakit pada testis
Beberapa penyakit seperti infeksi, trauma, atau kondisi genetik bisa mempengaruhi fungsi testis dan produksi sperma.
Varikokel
Varises yang terjadi di area testis, yang dikenal sebagai varikokel, dapat menyebabkan kualitas sperma menurun dan mempengaruhi kesuburan.
Permasalahan pada saat pemindahan sperma
Jika ada masalah dengan jalur ejakulasi atau proses pemindahan sperma, bisa menghambat kemampuan sperma mencapai sel telur. Apabila saluran ejakulasi tersumbat atau mengalami kerusakan pada bagian epididimis atau vas deferens, sperma tidak bisa dikeluarkan bersama cairan semen. Ini dapat menyebabkan masalah kesuburan dan memerlukan tindakan operasi untuk memperbaikinya.
Antibodi Terhadap Sperma
Pada beberapa kasus langka, tubuh bisa mengeluarkan antibodi untuk menghancurkan sperma, yang dapat menjadi faktor penghambat kesuburan.
Faktor usia
Seperti yang disebutkan, kualitas sperma cenderung menurun seiring bertambahnya usia, khususnya setelah usia 50 tahun.
Gaya hidup dan kebiasaan buruk
Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan obat-obatan terlarang, serta pola makan yang tidak seimbang dapat menurunkan kualitas sperma dan mempengaruhi kesuburan.
Radikal Bebas
Paparan radikal bebas dalam lingkungan dapat mempengaruhi kesuburan pria, meskipun alasan di balik hal ini belum sepenuhnya dipahami.
Tips untuk Meningkatkan Kesehatan Sperma
1. Nutrisi Seimbang: Konsumsi makanan sehat yang kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan dapat membantu meningkatkan kualitas sperma. Pastikan mendapatkan asupan zinc (seng), vitamin C, E, dan selenium.
2. Hindari Paparan Zat Berbahaya: Jauhkan diri dari zat kimia berbahaya, seperti nikotin, alkohol, dan narkoba. Paparan zat-zat tersebut dapat merusak sperma dan mengganggu fungsi reproduksi.
3. Olahraga Teratur: Lakukan olahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk kesuburan. Aktivitas fisik membantu meningkatkan aliran darah ke organ reproduksi.
4. Kurangi Stres: Stres kronis dapat mempengaruhi produksi hormon dan mengurangi kualitas sperma. Temukan cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau hobi yang menyenangkan.
5.Hindari Panas yang Ekstrim: Paparan panas yang ekstrim, seperti mandi air panas atau berada di sauna dalam jangka waktu lama, dapat mempengaruhi kesuburan pria. Paparan panas dapat meningkatkan suhu di sekitar testis dan dapat mengganggu produksi sperma. Oleh karena itu, sebaiknya menghindari paparan panas yang berlebihan, terutama saat mencoba untuk program hamil.
0 Komentar