Pulau Hainan di China sedang bersiap untuk panen pertama durian, buah yang sangat populer di Asia Tenggara. Tanaman durian ini diperkirakan bernilai sekitar $727 juta dan akan ditanam di lahan seluas 3.333 hektar.
Pada tahun 2018, pohon-pohon durian ditanam di Hainan dan sekarang telah mencapai masa panen. Buah durian ini akan dijual di pasar dalam negeri China dan juga diekspor ke negara lain.
Durian adalah buah yang kontroversial karena baunya yang sangat khas. Namun, buah ini juga sangat bergizi dan kaya akan vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan.
Pembudidayaan durian di China menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam sektor pertanian negara tersebut. Saat ini, China menjadi produsen terbesar buah-buahan dan sayuran di dunia.
Keberhasilan panen durian di Hainan akan ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk kualitas buah, harga produksi, dan permintaan dari konsumen. Meskipun demikian, pemerintah China optimis bahwa panen durian ini akan sukses.
Tanaman durian di Hainan memiliki potensi untuk mengurangi ketergantungan China pada impor buah-buahan dan juga dapat meningkatkan sektor pertanian negara tersebut.
Setelah lebih dari empat tahun usaha pembudidayaan, China kini siap untuk menghadapi panen durian domestik pertamanya pada musim panas ini. Namun, panen durian ini diperkirakan tidak akan mengancam ekspor durian dari negara-negara lain di Asia Tenggara.
Menurut China Central Television (CCTV), sekitar 2,45 juta kilogram durian yang diproduksi di pulau tropis Hainan di China selatan akan mulai dijual pada bulan Juni.
Dari Pangkalan Durian di Sanya, dengan lahan seluas 93,3 hektar yang berisi pohon-pohon durian, diperkirakan akan bisa dihasilkan sekitar 116,64 kilogram buah per hektar, dengan perkiraan nilai hasil sebesar 6.665 yuan per hektar.
Spesialis pertanian dari Asia Tenggara telah membantu dalam penanaman tanaman durian ini, sedangkan spesialis dari China telah memperbaiki benih impor agar lebih sesuai dengan kondisi lokal. "Durian diharapkan memiliki kadar gula dan siklus pertumbuhan yang lebih tinggi agar dapat beradaptasi dengan permintaan pasar," kata CCTV.
Dalam jangka waktu tiga hingga lima tahun ke depan, Sanya diharapkan akan menjadi kawasan industri durian seluas 3.333 hektar, yang diperkirakan akan menghasilkan nilai produksi sebesar 5 miliar yuan (727 juta dolar AS) pada tahun 2028.
Meskipun orang Tiongkok dikenal sebagai konsumen durian yang gemar mengonsumsi durian dari negara-negara seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam, mereka biasanya harus membeli dengan harga yang tinggi karena biaya transportasi.
Para analis mengatakan bahwa dengan penanaman durian di China, diharapkan harga durian dalam negeri dapat menurun, yang pada gilirannya akan memperkuat "sirkulasi ganda" serta meningkatkan kerja sama pertanian internasional. Namun, kunci keberhasilan tersebut terletak pada apakah konsumen akan menyukai rasa durian buatan China.
Menurut Weng, seorang pakar, sebagian besar buah tropis di China masih diimpor dan sulit ditiru rasanya. Contohnya, buah ara sebagian besar diproduksi di Timur Tengah dan Afrika Utara, dan rasa buah ara yang ditanam di Shandong, China, jauh dari rasa buah ara impor.
Sebagai hasilnya, Weng mengatakan bahwa langkah China untuk menanam durian "pasti tidak akan mempengaruhi industri durian di Asia Tenggara". Namun, teknologi pertanian canggih dalam budidaya durian di China dapat membuka peluang kerja sama internasional melalui pertukaran teknologi pertanian.
Dalam hal ini, penting untuk melihat terobosan ini sebagai langkah kerjasama daripada persaingan, seperti yang dikatakan oleh Weng.
Mengapa pemerintah China sangat peduli dengan ketahanan pangan?
Berdasarkan data dari Commerce for Import and Export of Foodstuffs, Native Produce and Animal By-Products (CFNA), durian merupakan buah impor nomor satu di China, dengan total impor senilai 4,03 miliar dolar AS tahun lalu dan total volume impor sebanyak 825.000 ton.
Menurut data yang dirilis oleh Jingdong Supermarket pada bulan November, durian merupakan buah yang paling populer di kalangan generasi muda, dengan lebih dari 60 persen buah durian di China dibeli oleh konsumen berusia 16-35 tahun.
Konsumen durian ini sebagian besar terkonsentrasi di kota-kota tingkat pertama di China, dan istilah "kebebasan durian" diciptakan oleh netizen untuk menggambarkan harga durian yang terkadang tidak terjangkau.
Meningkatnya biaya transportasi, ditambah dengan masa penyimpanan yang pendek serta meningkatnya permintaan di pasar China, telah menyebabkan kenaikan harga durian di China.
Menyadari akan hal tersebut, Hainan berusaha memanfaatkan iklimnya untuk membudidayakan durian sejak tahun 1950-an, namun teknik penanaman yang belum matang telah menahannya.
"Thailand menyumbang 96 persen impor durian China berdasarkan nilai dan 95 persen impor durian berdasarkan total volume tahun lalu," kata CFNA.
Dengan ratifikasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional pada bulan Januari 2022, tarif preferensial dan proses bea cukai yang lebih cepat telah menarik lebih banyak negara Asia Tenggara untuk mengekspor durian ke China.
Dengan demikian, panen durian domestik di Hainan menjadi langkah strategis yang diambil oleh China untuk mengurangi ketergantungannya pada impor durian dari negara-negara Asia Tenggara dan untuk memperkuat ketahanan pangan di dalam negeri.
Dengan mengembangkan sektor pertanian dan mengurangi ketergantungan pada impor, China dapat memperkuat industri pertanian dalam negeri dan meningkatkan kerja sama internasional dalam bidang pertanian. Panen durian pertama di Hainan menjadi tonggak penting dalam upaya China untuk mencapai tujuan tersebut.
0 Komentar