Saat ini banyak sekali kendala yang dihadapi oleh petani
kita terutama petani padi, mulai dari kelangkaan pupuk dan juga melambungnya
harga pupuk non subsidi di pasaran seiring pengurangan jatah pupuk subsidi oleh
pemerintah. Harga pupuk non subsidi dan juga obat-obatan pertanian yang terus
merangkak naik tapi justru harga jual gabah yang cenderung turun membuat
sebagian petani mengalami kerugian.
Bukan saja masalah pupuk yang membuat petani padi kelabakan,
tetapi juga serangan hama yang semakin kesini semakin tak terkendali, mulai
hama tikus, wereng, walang sangit, dan burung pemakan biji padi. Hama-hama
tersebut semakin kebal terhadap pestisida dan berbagai obat-obatan lainnya yang
dulu menjadi andalan petani.
Ada kendala lain yang banyak dialami petani padi selain
tersebut diatas yang kini juga sering kita lihat, yaitu tanaman padi yang baru
ditanam tetapi tanaman tersebut justru tidak dapat tumbuh dengan baik tapi
justru semakin lama semakin menguning dan mati atau petani biasa mengistilahkan
asem-aseman.
Ciri tanaman asem-aseman
Penyakit tanaman padi ini biasanya terjadi pada saat awal masa tanam atau masa pindah tanam. Tanaman yang asem-aseman mempunyai ciri daun menguning hingga mengering, kemudian pertumbuhan terhambat bahkan semakin lama semakin kerdil.
Jika kita mengamati pada akarnya, biasanya akarnya berwarna
coklat, tidak memanjang dan sebagian membusuk. Perlu diketahui bahwa akar
tanaman padi yang baik adalah berwarna putih halus dan memanjang.
Adapun kalau kita teliti, saat melihat tanah di area yang
terkena asem-aseman pun tentu berbeda dibanding area yang sehat. Tanah di area
asem-aseman biasanya lumer, dan kalau kita cium baunya kurang segar, kadang
seperti tanah peceren / anyir.
Kendala seperti ini biasanya di alami petani setiap masa
awal tanam MT 1 (Masa Tanam pertama) dan MT 2 (Masa Tanam kedua), atau masa
tanam musim penghujan. Namun, saat musim tanam ketiga atau kemarau hal ini
jarang terjadi.
Penyebab asem-aseman
Asem-aseman sebenarnya bukanlah penyakit musiman atau
bawaan, namun penyakit ini biasanya terjadi karena kesalahan dalam pengelolaan
tanah. Kenapa demikian? Karena kita pernah bandingkan dengan pengelolaan
organik dan juga intensif dibanding pengelolaan tanah yang sekarang umum terjadi,
yang justru menggunakan kotoran hewan dan jerami yang kita kembalikan ke lahan
justru tidak mengalami kendala asem-aseman.
Dalam pelajaran berorganik kendala penyakit dan juga
pengaruh pertumbuhan biasanya berawal dari pengelolaan tanah. Biasanya tanah
ataupun area tanaman dengan Ph normal tidak mudah terserang penyakit (termasuk
asem-aseman) dan hama wereng.
Dari serangkaian pengamatan, penyakit asem-aseman terjadi
karena Ph rendah. Namun, yang menjadi pertanyaan kita kenapa bisa terjadi Ph
rendah dan menyebabkan penyakit asem-aseman bukan? Asem-aseman sendiri terjadi.
Ada beberapa penyebab terjadinya asam pada tanah dan penyebab terjadinya
penyakit asem-aseman, namun seandainya ada kekurangan dalam menuliskan penyabab
terjadinya asem-aseman saudara balajerami atau sobatani bisa tambahkan di kolom
komentar.
- Bahan organik atau unsur hara yang rendah
- Banyak sisa jerami dan tumbuhan lain di olah (dibajak) bersama tanah yang kemudian langsung di tanami, dimana sisa-sisa jerami dan tumbuhan lainnya itu masih perlu waktu dalam proses pembusukan.
- Dalam proses pembusukan tentu akan melibatkan mikrobakteri-mikrobakteri pengurai yang menimbulkan senyawa-senyawa asam, dan lain sebagainya yang menyebabkan tanah menjadi masam. Ketika dekomposisi terjadi di tanah masam unsur-unsur hara logam akan berbentuk racun, misalnya Fe akan berbentuk menjadi FeS2 atau pirit yang akan memperparah penyakit padi.
- Disaat bakteri melakukan proses perombakan pada sisa-sisa tanaman, maka dimungkinkan bakteri tersebut juga menyerang akar tanaman.
- Disaat bakteri merombak sisa-sisa tanaman ataupun bangkai yang harusnya kalau sudah waktunya menjadi humus, namun karena masih proses perombakan maka selama proses perombakan akan menciptakan sel-sel mikroba baru yang juga menghasilkan senywa-senyawa karbondioksida, amoniak, hidrogen sulfida dan juga metana serta senyawa-senyawa lain. Hidrogen sulfida dan juga metana menjadi racun bagi tanaman.
- Penggenangan air, biasanya penggenangan di lakukan petani guna menekan pertumbuhan rumput, namun hal itu dapat dimungkinkan menjadi penyebab asem-aseman. Pengairan yang kurang efektif membuat suplai dan pertukaran oksigen kurang baik. Bukan tidak baik menutup tanah dengan air untuk mengurangi pertumbuhan gulma, namun usahan air itu dapat berganti/mengalir atau tidak ada genangan.
- Pemupukan urea yang yang justru memperparah terjadinya asem-aseman. Sifat urea yang dapat menurunkan Ph tanah justru akan memperparah asem-aseman pada tanaman. Teman-teman sobatani atau balajerami bisa memberi pupuk urea susulan kala padi sudah sembuh dari penyakit asem-aseman untuk menyusul pertumbuhan.
Itulah beberapa penyebab terjadinya asem-aseman, mungkin
dari teman-teman mempunyai alasan lain dari penyebab asem-aseman bisa
ditambahkan di kolom komentar untuk menawambah wawasan kita bersama. Kalau kita
sudah tau penyebab asem-aseman dan gejalanya, masa iya kita tidak melakukan
tindakan pencegahan atau penanganan.
Berikutnya kita akan bahas pencegahan dan juga penanggulangan
penyakit asem-aseman. Akan kita coba terangkan dulu dengan cara yang biasa di
lakukan penggiat organik dan juga pengguna kimia sintesis.
Mencegah asem-aseman
Mencegah asem-aseman dapat dilakukan sebelum pengolahan tanah, sama halnya yang sudah kita terangkan diatas bahwa terjadinya asem-aseman sebagian besar adalah kesalahan dalam mengelola tanah.
Kami mohon
maaf apabila ini sedikit menyinggung soal kesalahan mengelola tanah, karena hal
itu juga yang dilakukan penggiat pertanian organik untuk mencegah terjadinya
asem-aseman dan juga mencegah hal buruk lainnya, semua diawali dari pengelolaan
tanah.
Teman-teman Balajerami atau sobatani dapat membalik tanah
atau menggaru tanah (dengan bahasa lain yang Balajerami mengerti) setidaknya 2
minggu sebelum pindah tanam, supaya sisa-sisa tanaman segera diurai oleh
bakteri. Bisa tambahkan bakteri pengurai tambahan atau dekomposer seperti EM4
dan lain sebagainya.
Tidak perlu memindah atau membakar jerami, karena jerami ini
nantinya bisa menjadi kompos untuk mengurangi penggunaan pupuk dan juga memperbaiki
unsur hara dalam tanah.
Namun, seandainya malah justru merepotkan atau membuat rekan petani khawatir akan terjadinya asem-aseman maka rekan petani dapat menyisihkannya.
Sepengalaman kita di
organik, sisa jerami tidak menjadi kendala. Ada banyak manfaat yang kita
dapatkan dari jerami yang diproses menjadi bahan organik.
Rekan petani sekalian dapat membalik tanah sembari menunggu penyemaian hingga pindah tanam. Dua hari sebelum pindah tanam rekan tani / Balajerami dapat menghaluskan tanah dan meratakan.
Kita bisa tambahkan dolomit atau kapur pertanian, untuk menormalkan Ph atau bisa juga menaburkan garam.
Garam
dalam jumlah tertentu dapat menjadi pupuk. Selain bisa menaikan Ph tanah,
mineral pada garam juga dibutuhkan tanaman. Gunakan garam 3 kilogram dalam satu
hektare lahan.
Setelah meratakan tanah jangan dulu langsung di tanami, tunggu sekitar 2 hari baru di tanami. Jangan lupa lupa membuat parit dan juga ratakan tanah yang sekira menjadi genangan air.
Usahakan agar air tidak menggenang disatu
tempat. Kelola air, jangan sampai air terus menggenangi lahan petanian.
Kalau kita menggenang air supaya rumput atau gulma tidak
tumbuh, maka usahakan air tetap mengalir dan berganti. Sesekali buang semua air
dan keringkan sehari dua hari agar oksigen bisa masuk, baru kemudian aliri air
lagi.
Tindakan menguras air diawal tanam juga berfungsi mencegah
serang keong pada tanaman padi muda, selain itu proses masuknya oksigen dalam
tanah juga mudah.
Kita dapat menambahkan pupuk Zn (Zinc) dalam pemupukan
pertama, pupuk zinc dapat meningkatkan toleransi ketahanan tanaman dari
serangan penyakit. Zinc juga membantu merangsang pertumbuhan akar dan
menjadikan akar lebih kuat.
Penanganan saat terkana asem-aseman
- Menguras semua air.
- Tabur dolomit atau kapur pertanian, bisa juga sebar abu bekas dapur.
- Bisa juga semprot dengan air garam, namun juga jangan terlalu banyak campurannya.
- Perbaiki drainase, atur genangan air. Tanaman padi butuh air, tapi bukan tumbuhan air
- Tunda pemupukan dengan kadar N tinggi, seperti urea.
- Gunakan pupuk yang mengandung Sulfur dan Zn
Demikianlah pembahasan mengenai penyebab, pencegahan serta
penangan mengenai penyakit tanaman padi asem-aseman. Semoga bermanfaat dan
menjadi berkah bagi petani kita dan mendapatkan hasil yang lebih baik dan
berkurang segala masalah pertanian kita.
0 Komentar